Rabu, 11 September 2019

LIMA CIRI PEMIMPIN YANG BERINTEGRITAS TINGGI


KAMIS, 12 SEPTEMBER 2019
IN MEMORIAM PROF. B.J. HABIBIE (PRESIDEN III REPUBLIK INDONESIA), YANG BIASA DISAPA RUDY, SEBAGAI SALAH SATU TELADAN PEMIMPIN BERINTEGRITAS TINGGI, YANG WAFAT PADA RABU, 11 SEPTEMBER 2019 PUKUL 18.05 WIB

 

LIMA CIRI PEMIMPIN YANG BERINTEGRITAS TINGGI

 

1. HATI-HATI DALAM BERUCAP

Ada pepatah yang mengatakan bahwa lidah itu lebih tajam daripada pedang. Artinya, ucapan seseorang dapat melukai hati orang lain yang rasa sakitnya melebihi luka secara fisik. Rasa sakit itu ‘di sini’….
Untuk itu, berhati-hatilah dalam berbicara. “Karena ucapan itu juga doa.” Jangan menggunakan kata-kata negatif kepada orang lain. Bahkan jangan pula mengucapkan kata-kata yang buruk kepada diri sendiri.
Karena kata-kata memiliki kekuatan untuk menjatuhkan atau membangunkan semangat. Sehingga DIKAU harus lebih bijaksana dalam berbicara. Kata-kata mesti menjadi ‘berkat’ dan bukannya ‘kutuk’.

2. DAPAT MEMEGANG PERKATAAN
Apapun yang DIKAU katakan, lakukan semuanya. Jika DIKAU tak mau atau tak dapat melakukannya, maka jangan pernah mengatakannya.
Ingat! seorang pemimpin harus dapat memegang setiap perkataan dari mulutnya. Namun, terkadang memang sulit untuk dilakukan dan DIKAU akhirnya terpaksa menjilat ludah sendiri. Jika hal itu terjadi, maka DIKAU harus menarik kembali perkataan DIKAU dan jangan mengucapkannya kembali.
Berpikirlah sebelum berbicara, apalagi berjanji kepada orang lain. Alias mulut jangan lebih cepat dari otak. Keduanya mesti berjalan beriringan. Karena OTAK diberikan oleh Tuhan kepada manusia supaya manusia bisa memecahkan masalah-masalah yang terjadi di dalam kehidupan ini, karena semakin hari semakin berat permasalahan yang terjadi di dunia ini.
Otak juga terbagi atas dua bagian yaitu otak kiri dan otak kanan. FUNGSI OTAK KIRI berkaitan dengan logika, angka, tulisan, kecerdasan, hitungan, analisis, dan untuk ingatan jangka pendek. Sedangkan OTAK KANAN digunakan untuk menumbuhkembangkan kreativitas, imajinasi, musik, warna, bentuk, emosi dan untuk ingatan jangka panjang.
Di dalam komponen otak ada yang namanya AKAL DAN PIKIRAN yang mengkaji dan mencari solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi. Akal inilah yang membedakan antara MANUSIA dan BUKAN MANUSIA!

3. JUJUR DALAM BEKERJA
Pemimpin yang berintegritas akan menjaga kejujuran dalam bekerja. Anda harus jujur terhadap pikiran dan perasaan DIKAU, karena semuanya akan mempengaruhi tindakan DIKAU. Karena kejujuran merupakan salah satu karakteristik pribadi yang paling dihasrati dalam diri seorang pemimpin.
Jangan coba gunakan alasan apapun untuk menutupi kebenaran. Ingat, tidak ada kesalahan yang dapat ditutupi selamanya. Sehingga lebih baik DIKAU bersikap jujur sedari awal.

4. TAAT PADA PERATURAN
Menjadi pemimpin berintegritas harus taat pada peraturan yang berlaku. DIKAU tidak akan melanggar sendiri kebijakan perusahaan atau organisasi yang justru dibuat sendiri. Karena bak ‘kota yang di atas gunung’ yang dapat dilihat oleh semua orang, sehingga DIKAU mesti menjadi teladan di lingkungan bisnis atau organisasinya.
Bahkan DIKAU juga taat pada peraturan hukum dan agama yang DIKAU percaya. DIKAU tidak mau melanggar hukum dan berbuat dosa saat menjalankan bisnis atau organisasinya. Namun, DIKAU berupaya agar pekerjaannya juga berkenan di mata Sang Pencipta.

5. SIAP BERTANGGUNGJAWAB
Sebagai pemimpin, DIKAU yang paling bertanggung jawab atas kemajuan bisnisnya. Tugas DIKAU memang berat, tapi DIKAU mesti siap untuk menanggung semua risiko yang terjadi.
DIKAU harus berusaha agar setiap pekerjaan dapat selesai dengan hasil yang terbaik. Sekalipun ada masalah yang harus dihadapi, DIKAU tidak akan menyalahkan orang lain (blame others), tapi menerima konsekuensi logisnya dan segera mencari solusi yang tepat. DIKAU mesti menjadi bagian dari SOLUSI dan bukan justru menjadi bagian dari MASALAH itu sendiri.

 

INTEGRITAS merupakan fungsi dari tiga variabel utama yaitu keyakinan, kata-kata dan tindakan. Integritas juga bersejajaran dengan KREDIBILITAS. Kedua istilah ini memiliki kesamaan yaitu menjadi sumber terbentuknya “trust” (kepercayaan) dari warga organisasi terhadap pemimpinnya. Perbedaanya terletak pada ‘SUMBERNYA’. Kredibilitas lebih menyangkut “HEAD” (OTAK) yaitu kemampuan olah pikir yang mencakup antara lain intelegensia, keterampilan dan kompetensi (hardskills).

Sedangkan integritas lebih menyangkut “HEART” (HATI) yaitu kemampuan olah nurani yang mencakup antara lain kejujuran, ketulusan, komitmen, dan sebagainya.

Kredibilitas terbangun melalui dua unsur yang sangat penting yaitu KAPABILITAS (kompetensi) dan EKSPERIENS (pengalaman). Akan sulit rasanya jika seorang pemimpin tidak memiliki kompetensi dan pengalaman di bidang yang dipimpinnya.

Sementara itu integritas dibangun melalui tiga unsur penting yaitu nilai-nilai yang dianut oleh si pemimpin (values), konsistensi, dan komitmen. Nilai-nilai ini merupakan pegangan bagi si pemimpin dalam bertindak.

Integritas akan semakin kokoh jika DIKAU memiliki konsistensi antara apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukan (walk the talk) dan memiliki komitmen terhadapnya. Bila DIKAU tidak memiliki integritas, DIKAU akan kehilangan kredibilitas karena orang lain akan menjauhi DIKAU untuk menghindari KEKECEWAAN. (Dipo/190912)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar